Sudirman Said membenarkan terdapat perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada masa-masa Pilkada 2017. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --
Utusan Tim Kecil Anies Baswedan, Sudirman Said membenarkan terdapat perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada masa-masa Pilkada 2017.
Isi perjanjian itu adalah tentang utang piutang antara Anies dan Sandi. Ia mengatakan perjanjian itu juga dinyatakan selesai andaikan Anies dan Sandiaga maju sebagai ketua Ibu Kota kala itu.
Sudirman juga membantah isu perjanjian politik mengenai pilpres antara Anies dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Dalam perjanjian tersebut disebutkan Anies tak bakal maju memperebutkan bangku RI 1 jika Prabowo mencalonkan diri.
"Saya tidak pernah mendengar ada perjanjian semacam itu," kata Sudirman di area Kota Tangerang, Senin (30/1).
Anies dan Sandi kala itu sempat berpasangan sebagai cagub dan cawagub. Pada putaran kedua, pasangan itu menang dari pasangan Ahok-Djarot Pilkada. Namun, Sandi belakangan mundur setelah mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
"Yang ada adalah perjanjian soal berbagi beban biaya pilkada dengan Pak Sandi, itu saya tahu. Dan dalam perjanjian itu antara lain sebenarnya juga ada perjanjian utang piutang antara Pak Anies lantaran waktu itu Pak Anies tidak punya uang," imbuhnya.
Sudirman bersaksi ikut membaca perjanjian itu dan ikut berbincang dengan Sandiaga. Selain itu, saat itu terdapat obrolan saat itu apakah Anies Baswedan mau maju Pilpres 2019.
Namun menurutnya Anies memilih untuk konsentrasi mengurusi DKI Jakarta. Adapun mengenai potongan video Anies nan menyatakan tidak bakal menghalangi langkah Prabowo dalam kontestasi pilpres merupakan video lama.
"Mengenai perjanjian pilpres saya tidak pernah mendengar itu," ujar Sudirman.
Sementara baru-baru ini, politikus Partai Golkar Erwin Aksa menyebut ada perjanjian utang piutang antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada 2017 lalu. Ia mengatakan Anies meminjam duit senilai Rp50 miliar kepada Sandiaga saat itu.
Erwin nan saat Pemilu DKI 2017 tercatat sebagai tim pemenangan Anies-Sandi menyebut dirinya ikut menyusun draft isi perjanjian itu nan selanjutnya dibuat oleh pengacara Sandi saat itu, Rikrik Rizkiyana.
"Intinya jika tidak salah perjanjian utang piutang barangkali ya, nan pasti nan punya duit memberikan utang kepada nan tidak punya duit, kira-kira begitu," kata Erwin dalam video nan diunggah melalui kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored. CNNIndonesia.com telah diberikan izin Erwin untuk mengutip pernyataannya tersebut.
Erwin melanjutkan utang piutang itu terjadi lantaran pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta terjadi masalah seperti kekurangan logistik, dan saat itu Sandiaga dinilai mempunyai kondisi finansial nan lebih baik.
"Karena nan punya likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman ke Pak Anies lantaran putaran pertama, ya namanya lagi tertatih-tatih," lanjut Erwin.
"Nilainya berapa, Rp50 miliar barangkali. [Apakah sudah lunas] saya kira belum barangkali," imbuhnya.
(khr/isn)
[Gambas:Video CNN]