Pasrah Duit Ganti Rugi Sedikit, Chef Arnold Cuma Minta Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Koki kondang Arnold Purnomo namalain Chef Arnold mengaku tulus jika mendapat tukar rugi nan mini dari kasus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya. Hal ini diungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (1/2/2023).

Meski begitu, Chef Arnold tetap menuntut keadilan dalam kasus ini. Apalagi, setelah bos Indosurya dituntut vonis bebas dari pengadilan. Ia berharap, para tersangka Indosurya dihukum pidana, bukan malah divonis lepas.

"Kehilangan aset, mau nggak mau kudu ikhlas," kata Chef Arnold kepada CNBC Indonesia.

Seperti diketahui, salah satu family Chef Arnold meminta bantuannya untuk turut mencari keadilan dari kasus ini. Nilai kerugian personil keluarganya itu mencapai puluhan miliar.

"Tapi, saya rasa kebanyakan nggak mau kehilangan keadilan hukumnya, kan?" imbuhnya.

"Kalau banyak pihak dan memang ada bukti unsur pidana, mau nggak mau ya sebanding. Kan, Pak Mahfud juga bilanf negara kecewa dan kaget dengan putusan hakimnya," sambung Chef Arnold.

Indosurya menjadi kasus penipuan terbesar dalam sejarah Indonesia. Koperasi ini sukses menjaring 23.000 pengguna selama delapan tahun beraksi tanpa terdeteksi.

Nilai biaya nan dihimpun mencapai Rp 106 triliun. Dari jumlah ini, berasas info Kejaksaan Agung (RI), sebanyak 6.000 pengguna tidak terbayarkan. Jumlah kerugiannya mencapai Rp 16 triliun.

Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah, apakah kerugian korban bisa kembali? Terlebih, nilai aset Indosurya nan disita hanya sekitar Rp 2 triliun.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud MD menjelaskan, pemerintah sejatinya telah mengusulkan PKPU delapan KSP ke pengadilan niaga. Dari delapan ini, salah satunya ada Indosurya.

"Sudah menang, tinggal dieksekusi hartanya diambil kemudian dibagi ke nasabah," ujar Mahfud.

"Dibagi ke nasabah, meskipun sudah pasti bakal lebih mini jumlahnya. Tapi, jika dimaksimalkan perampasan aset nan tersembunyi bisa lebih banyak. Ini upaya secara norma nan bisa dilakukan," sambung Mahfud.

[Gambas:Video CNBC]

(fab/fab)