OJK Sebut Stabilitas Keuangan RI 'Seng Ada Lawan' Karena Ini

Trending 7 months ago

Mahendra Siregar dalam aktivitas pertemuan tahunan Industri Jasa Keuangan 2023. (Tangkapan layar youtube OJK 2023) Foto: Mahendra Siregar dalam aktivitas pertemuan tahunan Industri Jasa Keuangan 2023. (Tangkapan layar youtube OJK 2023)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sistem finansial di Tanah Air bisa menghadapi beragam 'cobaan', tidak terkecuali gejolak perekonomian global. Pemulihan ekonomi nasional nan disebut bakal terus berlanjut, ditambah tahun ini mulai memasuki kontestasi politik.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebut, siklus politik 5 tahunan juga dimulai pada 2023. Dia optimistis, belajar dari periode lalu, percepatan pertumbuhan konsumsi masyarakat dan aktivitas industri bakal meningkat, khususnya industri padat karya seperti makanan minuman, Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), percetakan serta transportasi. Sementara dari sisi kondisi keamanan, kepastian hukum, dan suasana berupaya tetap terjaga dengan baik.

Mahendra bilang kondisi ini dimungkinkan lantaran Indonesia telah menjadi sistem kerakyatan nan makin dewasa, pada saat kepentingan nasional adalah nan menjadi tujuan utama setiap kontestannya.

"Kali ini, Indonesia bakal makin mengokohkan dirinya menjadi 'Negara Demokrasi Presidensial Terbesar di dunia'. Indonesia seng ada lawan," ucapnya dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta, Senin (6/2/2023).

OJK optimis Pemulihan perekonomian Indonesia selama 2022 bakal terus berlanjut. Peningkatan aktivitas perekonomian domestik dari sisi konsumsi dan investasi telah menjadi penopang pertumbuhan. Hal itu diperkuat oleh pengumuman Pemerintah mengakhiri tanggap darurat pandemi, nan bakal menjadi modalitas utama bagi pertumbuhan tahun ini.

"Kami meyakini sebagian besar akibat transmisi pelambatan pertumbuhan ekonomi global, termasuk akibat penurunan nilai komoditas, penurunan permintaan ekspor dan pengetatan likuiditas global, sudah dipahami dan dapat dimitigasi dengan tepat," tutur Mahendra.

Dia menjelaskan, tingginya optimisme terhadap prospek perekonomian nasional tercermin dari perkembangan pasar modal nan mencatatkan penambahan 71 emiten tahun lalu, tertinggi sepanjang sejarah. Kredit perbankan dan piutang pembiayaan tumbuh 11,4% dan 14,2%, lebih tinggi dari rerata 5 tahun sebelum pandemi sebesar 8,9% dan 4,4%.

"Ke depan, ruang pertumbuhan LJK (lembaga jasa keuangan) tetap terbuka lebar mengingat terjaganya profil akibat nan didukung kecukupan likuiditas dan permodalan, tercermin dari rasio NPL gross perbankan 2,4% dan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan 2,3%," tekan Mahendra.

Dia menambahkan, optimisme tersebut juga terus bersambung tercermin dengan besarnya investasi nonresiden pada SBN di Januari 2023 nan mencatatkan pembelian netto sebesar Rp 49,7 triliun.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Ngeri! Bos OJK Sebut Ekonomi Dunia Bakal Alami Perfect Storm


(rah/rah)

Source cnbcindonesia.com
cnbcindonesia.com