Jakarta, CNBC Indonesia - Miliarder India nan juga salah satu orang terkaya di dunia, Gautam Adani, memaparkan pembelaan mengenai tudingan penipuan dan pencucian uang. Hal ini diungkapkan dalam sebuah pernyataan resmi nan dirilis Kamis, (2/2/2023).
Adani merupakan pemilik dari konglomerat Adani Group. Perusahaan itu mempunyai tambang, pelabuhan, dan pembangkit listrik.
Perusahaan juga melakukan diversifikasi ke bandara, pusat data, dan pertahanan. Perusahaan juga baru-baru ini memasuki sektor semen dengan membeli aset pabrik semen Holcim (HCMLY) di India dan juga berencana untuk mendirikan pabrik aluminium.
Sebelumnya, skandal nan melibatkan Adani diungkapkan oleh sebuah laporan riset dari Hindenburg Research. Lembaga itu menyebut ada penyimpangan nan dilakukan figur asal India itu sehingga kekayaannya melejit.
Menurut Hindenburg, Adani Group sebelumnya telah menjadi konsentrasi dari 4 investigasi penipuan besar pemerintah nan diduga melakukan pencucian uang, pencurian biaya pembayar pajak, dan korupsi, dengan total sekitar US$ 17 miliar alias setara Rp 252 triliun.
"Anggota family Adani diduga bekerja sama untuk membikin entitas cangkang lepas pantai di yurisdiksi suaka pajak seperti Mauritius, Uni Emirat Arab (UEA), dan Kepulauan Karibia, menghasilkan pengarsipan impor/ekspor tiruan dalam upaya nyata untuk menghasilkan omset tiruan alias tidak sah dan untuk menyedot duit dari perusahaan nan terdaftar," tulis arsip itu.
Adani juga disebut-sebut mengenai dengan skandal mega korupsi 1MDB di Malaysia. Ia terhubung dengan kasus itu dari sebuah perusahaan berjulukan New Leaina Investments. Perusahaan nan berbasis di Siprus itu diketahui mempunyai lebih dari US$ 240 juta (Rp 3,5 triliun) saham di salah satu anak perusahaan Adani Group, Adani Energy.
New Leaina disebut dioperasikan oleh perusahaan jasa penggabungan Amicorp, nan telah bekerja secara ekstensif untuk membantu Adani dalam mengembangkan jaringan entitas luar negerinya.
"Amicorp membentuk setidaknya 7 entitas promotor Adani, setidaknya 17 cangkang lepas pantai dan entitas nan mengenai dengan Vinod Adani, dan setidaknya 3 pemegang saham Adani lepas pantai nan berbasis di Mauritius," papar temuan Hindenburg.
Amicorp memainkan peran kunci dalam skandal penipuan internasional 1MDB nan mengakibatkan US$ 4,5 miliar (Rp 66 triliun) disedot dari pembayar pajak Malaysia.
"Amicorp mendirikan 'dana investasi' untuk pelaku utama nan hanya merupakan langkah untuk mencuci duit pengguna melalui apa nan tampak seperti reksa dana," menurut kitab Billion Dollar Whale, nan melaporkan skandal tersebut.
Akibat dari perihal ini, saham-saham perusahaannya mengalami penurunan nilai saham nan besar. Kerugian di seluruh upaya utama Gautam Adani mencapai US$ 107 miliar alias setara Rp 1.605 triliun (kurs Rp 15.000) pada Kamis (2/2/2023) pukul 10:00 waktu London.
Balasan Adani
Menanggapi perihal ini, Adani memberikan sanggahannya. Dalam pernyataan setebal 413 laman nan diterima CNBC Indonesia, laki-laki asal India itu mengungkapkan bahwa tudingan dari Hindenburg itu merupakan sesuatu nan tidak tepat.
"Dokumen tersebut merupakan kombinasi jahat dari kesalahan info selektif dan kebenaran tersembunyi nan berangkaian dengan tuduhan tak berdasar dan mendiskreditkan untuk mendorong motif tersembunyi," tulis Adani dalam sanggahan tersebut.
"Ini penuh dengan bentrok kepentingan dan dimaksudkan hanya untuk menciptakan pasar tiruan dalam sekuritas untuk mengaktifkan Hindenburg, nan berpikir pendek."
Menurutnya, laporan Hindenburg itu bukan hanya merupakan sebuah serangan kepadanya, namun juga sebuah serbuan bagi India, utamanya di lembaga dan otoritas keuangan, nan dapat menghalang kemajuan Negeri Bollywood itu.
Adani kemudian menjabarkan ada tiga perihal nan menjadikan laporan Hindenburg itu sebagai sesuatu nan cacat. Ini melibatkan gimana lembaga itu tidak mematuhi skandal norma nan berlaku.
"Ada tiga tema kunci dari Laporan Hindenburg. Pertama, pemaparan nan selektif dan manipulatif atas hal-hal nan sudah menjadi ranah publik untuk membikin narasi palsu," tuturnya.
"Kedua, sama sekali tidak mengetahui alias sengaja mengabaikan standar norma dan akuntansi nan bertindak serta praktik industri."
"Ketiga, penghinaan terhadap lembaga India termasuk regulator dan peradilan," tambahnya.
Lebih lanjut, Adani pun kembali mempertanyakan motif Hindenburg mengeluarkan laporan itu. Menurutnya, banyaknya pertanyaan nan meliputi laporan ini membuktikan Hindenburg sebagai lembaga nan tidak etis.
"Hindenburg menerbitkan arsip untuk memanipulasi dan menekan nilai saham, dan membikin pasar palsu. Tuduhan dan sindiran nan disajikan sebagai fakta, menyebar seperti api, memusnahkan sejumlah besar kekayaan penanammodal dan menjaring untung untuk Hindenburg," tudingnya lagi
"Hasil bersihnya adalah publik serta penanammodal kalah dan Hindenburg mendapat untung tak terduga."
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Erick Thohir Bertemu Orang Terkaya Nomor 3 Dunia, Ada Apa?
(fab/fab)