It's Time To Buy, Jangan Ketinggalan Ditunggu Sampai Juni

Trending 7 months ago
  • The worst is over. Teriak serak ngeri ekonomi nan didongengkan tahun lampau justru berkebalikan dengan fakta sungguh kokoh fundamental ekonomi RI dan cerah prospek ekonomi 2023.
  • Saatnya mengoleksi kembali saham dan obligasi paling tidak sampai paruh pertama, sebelum terlambat. Bank dan tambang adalah sektor menarik. Ini saatnya menerapkan nasehat Warren Buffet; greedy when other fear...
  • Ada akibat nan patut diwaspadai. Agresivitas jual obligasi oleh Fed, Dana Hasil Ekspor (DHE) tak masuk bank dalam negeri, dan sasaran investasi Rp1.200 triliun tak tercapai.

Jakarta, CNBC Indonesia - Faktanya, taruh duit di pasar saham Indonesia banget menyedihkan dalam lima tahun terakhir. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya memberikan untung kembali 1,8% per tahun. Artinya begini; setiap beli saham prorata di Bursa Efek Indonesia sebesar Rp1 juta pada tahun 2017 dan mendiamkan sampai tahun lampau hanya memberi cuan Rp 90 ribu saja, alias rata-rata Rp 18.000 perak per tahun!

Akan lebih merana lagi jika membandingkannya dengan rerata inflasi dalam lima tahun terakhir nan nyaris 3%. Artinya, cuan saham selama lima tahun ini sebetulnya hanya ngimpi. Tak ada bedanya beli saham dengan menabung di bank nan kena biaya admin. Investasi di pasar saham selama lima tahun terakhir itu zonk.

Mau bangkit 2022 tapi tak jadi, IHSG hanya naik 4%, di bawah inflasi 5,5%, namalain tetap tekor. Isunya bergeser dari Pandemi Covid-19 pada ketidakpastian dunia akibat perang Rusia-Ukraina dan suku kembang tinggi di Amerika Serikat nan memicu kekeringan likuiditas dolar AS di pasar keuangan, terutama emerging market. Hal ini diprediksi tetap bakal menghantui pasar finansial tahun ini. Apakah ini berfaedah menyerah saja, pundung dari investasi tahun ini?

The Worst Is Over

Ada beberapa argumen kuat jika tahun ini, terutama semester pertama adalah TIME TO BUY aset investasi keuangan, setelah lima tahun zonk. Alasan utama adalah pandangan bank sentral Amerika Serikat/ the Federal Reserve nan kebanyakan ahli ekonomi nyaris sepakat tak bakal segila 2022 dalam meningkatkan suku bunga. Ini merujuk peta dot plot Fed, alias pandangan personil the Fed tentang suku bunga.

Kesimpulan dari pola gambarnya terang, the Fed bakal menaikan suku kembang referensi paling tinggi pada level 5,25%, tahun ini-lihat gambar di bawah; titik nan paling banyak menunjukkan kekuasaan konsensus majelis personil Fed. Saat akhir 2022 suku kembang Fed sebesar 4.25% - 4.50%, naik sebanyak 7 kali dari posisi Maret 2022.

Ini artinya, potensi kenaikan tahun ini hanya maksimal 0.75% alias hanya seperenam dari sisi agresivitas dibandingkan tahun lalu-dimana sepertiganya sudah dinaikan bulan Januari lalu. Tinggal 0,50% lagi dan selanjutnya bakal mulai melandai pada 2024 dan seterusnya. The worst in over

Fed dot plot Desember 2022Foto: CNBC Indonesia Research
Fed dot plot Desember 2022

Maknanya adalah kejadian strongdolar AS nan memperlemah kurs rupiah bakal sedikit mereda. Lebih dalam lagi, ada potensi arus kembali modal asing ke pasar saham, dan obligasi alias minimal tidak ada lagi tekanan besar tindakan jual tahun ini. Posisi Fed nan sudah terang, membikin penanammodal asing bakal menyeimbangkan kembali portofolio, dengan mengembalikan sebagian dananya untuk berinvestasi kembali di emerging markets, seperti Indonesia nan menawarkan untung lebih tinggi. Gejala ini sudah terasa mulai akhir 2022, dan bersambung hingga sekarang.

Contoh nyatanya, telah ada arus deras modal asing ke pasar obligasi negara RI, dimana kepemilikan non residen telah bertambah sekitar Rp50 triliun pada bulan Januari lalu. Nominal ini sekitar lima kali lipat dari arus masuk selama bulan nan sama 2022.

Persepsi akibat investasi di Indonesia di mata penanammodal asing sudah mereda, tercermin dari level credit default swap/CDS Indonesia tenor lima tahun , nan menurun tajam dalam beberapa bulan ini. CDS adalah asuransi kandas bayar investasi, sehingga semakin rendah tingkat yield nya maka semakin rendah pula akibat sebuah negara bakal bangkrut. Yield mencerminkan besaran biaya akibat nan biasanya dipakai untuk perangkat lindung nilai investasi penanammodal asing.

Dari dalam negeri rencana pemerintah untuk menahan biaya hasil ekspor (DHE) di rekening bank domestik dapat membanjiri likuiditas pasar keuangan, dan memperkuat ketahanan rupiah. Mata Uang Garuda bakal semakin perkasa jika DHE bisa di tahan lebih lama dan wajib dikonversikan ke dalam rupiah. Ini sudah diterapkan lama di Thailand dan Malaysia nan menahan dan mewajibkan konversi 75% DHE ke mata duit lokal.

Sentimen positif telah memayungi rupiah nan impresif di awal tahun dengan penguatan nya sekitar 4,5% (year to date) terbaik keenam di dunia. Akhir pekan lalu, rupiah menutup perdagangan di Rp 14.890/US$ alias level terkuat dalam empat bulan terakhir. Penguatan Mata Uang Garuda tetap berkesempatan bersambung di tahun ini, dengan sasaran ke kisaran Rp 14.200/US$. Pemerintah memasang sasaran rupiah di level Rp14,800/US$ tahun ini.

Tekanan mereda terhadap rupiah dari dolar AS juga bakal membantu inflasi lebih jinak tahun ini. Sebab, setiap pelemahan suatu mata duit sebesar 10% terhadap dolar AS, bakal menyumbang 1% inflasi di dalam negeri. Target inflasi pemerintah sendiri adalah 3,6% dan tampaknya ini sangat mungkin tercapai, sepanjang likuiditas dolar AS aman, dan masalah stok pangan seperti beras dan kebutuhan pokok lain dijaga dengan baik. Presiden sudah acapkali menggelar pertemuan dengan menteri mengenai soal ketahanan pangan.

Ban Serep Made in India

Permintaan ekspor bakal tetap kuat. Meskipun nilai komoditas seperti batubara dan tambang mineral lainnya sedang menuju kesembangan baru, alias koreksi dari rekor-rekor tertinggi sejarah pada 2022, namun penurunannya tidak bakal drastis. Harga batubara diproyeksikan tetap bisa bertengger di atas US$200 per metrik ton, alias empat kali lipat dari dua tahun lalu. Pesta pora penambang emas hitam, dan komoditas lainnya tetap belum bakal berhujung tahun ini.

Kabar baiknya lagi, ada penyedot baru emas hitam Indonesia, ialah India nan sekarang menyalip konsumsi China, alias menandakan RI punya dua alas kuat ekspor batubara. Menjadi persediaan jika China nekad meneruskan kampanye rendah emisi karbon. India menggeser Negeri Tirai Bambu setelah ekonomi negara itu merangkak naik, dan terjadi krisis pasokan listrik. Suhu di sana sudah seperti 'neraka bocor' 39-45 derajat celcius sehingga mengakibatkan pemakaian daya listrik untuk pendingin ruangan melonjak.

Pembelian batubara Indonesia oleh India tahun lampau mencapai 110 juta ton, meroket 56% dari 2021. India menggantungkan sekitar 70% pasokan listrik dari pembangkit batubara thermal. Ekonomi Negara Bollywood juga tetap tumbuh kencang pada tahun fiskal 2022/2023, dimana pada kuartal pertama tembus 13,5%. India juga haus bakal batubara metalurgi nan banyak digunakan di industri baja naik tipis 0,8% menjadi 56 juta ton.

Berkebalikan, impor China ambruk 36% dalam tonase dan jeblok 15% dalam nilai duit pada 2022. Ini lantaran mereka menggenjot produksi batubara lokal hingga 9% lebih banyak dibandingkan 2021. Kendati pembelian China berkurang, Indonesia tetap menjadi pemasok terbesar batubara Tiongkok, disusul Rusia dan Mongol.

Selanjutnya, reda pandemi Covid 19 di banyak negara bakal membikin permintaan ekspor Indonesia terjaga. Pada argumen itu, pelonggaran kebijakan nol Covid-19 di China juga bakal memainkan peranan krusial bagi permintaan ekspor Indonesia, karena mereka tak hanya membeli batubara saja. Sejumlah lembaga bonafide seperti Goldman Sachs memperkirakan ekonomi China bakal bangkit pada kuartal kedua tahun ini.

RI Kuat & Patut Optimis

Cara sederhana untuk mengetahui dan mempercayai sungguh kokoh fundamental perekonomian RI adalah dengan rumus jagoan anak kuliah fakultas ekonomi semester pertama; Y = C + I + G ( X - M). Y adalah perekonomian alias PDB, dimana untuk Indonesia sekarang strukturnya sangat aman, ialah sekitar 80% ditopang domestik berupa sekitar 50% dari konsumsi rumah tangga (C), kisaran 20% dari investasi PMTB (I) dan 10%-an dari shopping APBN (G). Struktur perekonomian RI mirip-mirip dengan negara berpopulasi besar seperti AS, China dan India.

Sisanya, 20% adalah net ekspor/impor (X-M). Pada bagian inilah nan bakal terdampak langsung jika ekonomi dunia tahun ini betul-betul gelap. Tapi, apapun itu porsi ekspor-impor terhadap PDB itu hanya segitu, jadi sebenarnya jika ekonomi bumi minus, alias segelap apapun itu tidak bakal banyak berpengaruh. RI aman, tenang saja tetaplah berbelanja. Takut berbelanja dan menahan duit di tabungan justru bakal membikin ekonomi Indonesia sakit, karena 50% lebih nilai PDB di topang oleh shopping Anda-anda.

Bila tetap belum yakin, tengoklah info ini. Total nilai X dan M tadi jika disandingkan dengan PDB Indonesia, namanya rasio perdagangan terhadap PDB, dan nilainya untuk Indonesia hanya sekitar 40%. Ini sangat rendah dibandingkan tetangga seperti Malaysia (131%), Thailand (171%) Singapura (330%). Dengan kata lain, jika permintaan ekspor bumi jeblok akibat ekonomi dunia gelap nan boncos mereka, bukan Indonesia.

Masih tak percaya juga Indonesia itu sekuat baja? Sebagian millennial dan Gen Z memang can'trelate, tapi Indonesia sudah membuktikan di tengah ekonomi bumi gelap gulita, situasi domestik tetap gagah. Saat itu perekonomian adikuasa AS dan Eropa meleleh akibat krisis finansial nan disimbolkan oleh kebangkrutan Lehman Brothers, September 2008. Dampaknya pertumbuhan ekonomi bumi 2009 kontraksi, minus 2,5%. Tapi perekonomian nusantara tetap perkasa, tumbuh 4,5%, tertinggi ketiga di bumi setelah China dan India dengan inflasi hanya 2,78%, terendah dalam satu dekade.

Nah, apalagi sekarang IMF meningkatkan kembali nomor proyeksi pertumbuhan ekonomi bumi 2023 menjadi 2,9% dari 2,7% pada perkiraan Oktober lalu. Ini menandakan perekonomian bumi tahun ini bakal lebih kondusif dari resesi, karena konsensus mahir ahli ekonomi menyebut resesi terjadi jika dunia melaju di bawah 2,5%.

Dua sosok pejabat pemerintah nan getol menyuarakan ekonomi bumi gelap sejak tahun lalu, sekarang juga sudah mulai putar arah. Belakangan baik Presiden Joko Widodo dan Menkeu Sri Mulyani sudah meralat diksi ekonomi dunia gelap. "Kalau saya lihat dari Managing Director IMF, tone-nya sudah gak terlalu sangat buruk. Terlalu sangat buruk, dulu sangat gelap gulita. Sekarang agak tidak terlalu gelap gulita," kata Sri Mulyani dalam BRI Microfinance Outlook 2023, Kamis (27/1/2023).

Sementara Jokowi mengatakan "Perkiraan saya pertumbuhan ekonomi (Indonesia) berada di nomor 5,3%. Bandingkan negara-negara besar G20, seinget saya jika gak nomor 1, ya nomor 2 kita di antara negara-negara besar," ujar dia di aktivitas Mandiri Investment Forum (1/2/2023).

CNBC Indonesia Research sepakat dan optimis dengan proyeksi pemerintah nan memasang sasaran pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2023 sebesar 5,3%, lebih tinggi dari proyeksi banyak lembaga internasional nan ada pada rentang 4,7% hingga 5,1%. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3%. CNBC Indonesia Research menilai nomor 5,4% tidaklah mustahil dicapai.

Kenapa Ditunggu Sampai Juni?

IHSG berkesempatan mencetak all time highlagi di Agustus alias September pada level sekitar 7.350-7.400, sebelum menutup di level 7.150-7.250 pada akhir tahun. Selain esensial makro ekonomi nan kokoh di atas, secara nilai metrik price-to earnings ratio(PER) IHSG menarik namalain undervaluedatau di bawah nilai wajar dibandingkan dengan negara-negara tetangga. PER IHSG murah, hanya 12,32 kali di bawah rerata peersyang 15,02 kali.

Amunisi shopping masyarakat tampaknya bakal mendapat tambahan asupan dari rembesan 'uang politik' menjelang Pemilu 2024. Catatan historis setiap jelang Pemilu membuktikan demikian, gimana duit "promosi suara" para politisi dan partai politik membantu menggerakkan roda ekonomi.

Hitungan Mandiri Sekuritas, ada potensi tambahan duit beredar di masyarakat tahun ini nan salah satu dipicu pengaruh kampanye, sebesar Rp 270 triliun, alias 1,3% PDB.

Lalu, sektor perbankan nan menjadi tulang punggung perekonomian nasional cukup kokoh dengan net interest margin/NIM sebesar 4,68%, termasuk tertinggi di dunia. "Jadi, perbankan kita kondusif dan sehat," jika kata Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, beberapa waktu lalu.

Prediksi Bank Indonesia pertumbuhan angsuran perbankan tahun ini bisa mencapai 10-12% secara tahunan (yoy). Raksasa-raksasa bank Tanah Air juga pededengan angsuran bisa naik di kisaran 10,5-10,9% yoy dan untung dikira bisa naik 12-17%.

Saham-saham perbankan, tambang khususnya batubara adalah cor bertulang untuk IHSG tahun ini. Batubara tetap bakal jaya di kisaran nilai US$220-US$280 per metrik ton sehingga dollar DHE tetap bakal mengalir deras ke kantong-kantong eksportir. Mengapa CNBC Indonesia Research memandang inilah waktu 'buy'saham sampai dengan Juni, lantaran ada potensi IHSG mencetak rekor tertingginya pada kuartal ketiga seiring rilis laporan keuangan. Sebelum semuanya jadi mahal, it's the right time to be greedy.

Pada pasar obligasi, berakhirnya burden sharing-kerjasama pembelian SBN antara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan-adalah kesempatan terbaik mengoleksi imbal hasil alias yieldtinggi saat ini. Pemerintah tahun ini berencana melego Rp713 triliun obligasi negara untuk menutup lubang defisit sebesar 2,84 dari PDB. Lagi pula dengan suku kembang referensi BI7DRR sebesar 5,75% membikin posisi tawar penanammodal untuk mendapatkan kupon dan yield obligasi tinggi jauh lebih besar.

Ini belum ditambah dengan rencana publikasi obligasi nan tetap lumayan ramai. Data Pefindo surat utang korporasi jatuh tempo di 2023 sebesar Rp 126 triliun. Ini berfaedah bakal ada publikasi lagi di atas nominal itu lantaran biasanya perusahaan ngutang lagi untuk menutup jatuh tempo alias refinancing, dan nan lain untuk ekspansi.

Sebagai gambaran, obligasi korporasi tenor delapan tahun dengan rating AAA itu sekarang dijajakan dengan kembang kupon di kisaran 8%. Cuan riilnya, setelah dipotong inflasi 3,6%--target pemerintah 2023-sebanyak 4% lebih, jauh lebih bagus dari cuan IHSG beberapa tahun lalu.

Kondisi ini menciptakan low hanging fruit cuan pasar surat utang, karena ada ketidakseimbangan antara penawaran nan lebih besar dari jumlah pembeli . Inilah sudah diincar oleh penanammodal asing nan sudah kembali meramaikan pasar obligasi negara.

Mereka, sudah memulai pesta shopping di pasar obligasi. Hasilnya yieldsacuan SBN 10 tahun sudah kicep, turun 5 pedoman point ke level 6,5% di awal bulan ini. Yield turun berfaedah nilai obligasi naik, dan sebaliknya. Biasanya setelah obligasi, biaya asing itu merangsek ke saham.

Risiko-Risiko-Risiko

Selalu saja ada akibat nan bisa menggagalkan rencana pesta shopping tahun ini. Tiga besar diantaranya adalah kebijakan operasi moneter the Fed nan sering tak terpantau publik. Selain meningkatkan suku kembang acuannya, bank sentral AS juga menggelar operasi pasar dengan menjual triliunan dolar obligasi negara dan aset lainnya. Tujuannya agar duit dolar AS nan beredar di sistem finansial beranjak kantong bank sentral, dan meringankan beban bunga.

Tujuan sama dengan kebijakan suku bunga, ialah menekan inflasi dengan mengurangi jumlah duit beredar di masyarakat. Efek spiral nya, mengurangi likuiditas dolar di bumi dan bisa membikin kejadian strong dolar AS memperkuat lebih lama. Data SeekingAlpha jumlah total dolar AS nan beredar di bumi mencapai US$90 triliun.

Dampaknya tidak boleh dianggap remeh, khususnya bagi emerging markets, lantaran kalkulasi the Fed menyatakan setiap US$1,5 triliun penjualan asetnya ke pasar setara dengan pengaruh kenaikan suku kembang referensi 100 bp alias 1%. Nah, mereka sudah menjual lebih dari US$500 miliar pada 2022, dan berencana melego lebih dari US$1 triliun tahun ini. Bayangkan jika Fed berubah pikiran bikin great sale, dan di sisi lain pemerintah kandas menahan DHE di dalam negeri, apa berita rupiah nanti?

Risiko kedua jika pemerintah kandas tegas kepada para eksportir komoditas nan telah dan tetap bakal berpesta pora cuan dari kenaikan nilai untuk menyimpan DHE di bank dalam negeri. Misal, batubara itu naik berlipat, dari kisaran US$ 50 per ton pada medio 2020, jadi kisaran US$400 per ton tahun lalu. Ilustrasi keuntungannya begini, dua tahun lampau eksportir batubara kudu menjual 1.400 ton untuk membeli satu mobil Alphard, nah sekarang hanya butuh jual 180 ton saja untuk bisa membelinya.

Publik perlu mendorong dan mengawal izin DHE nan terkesan maju mundur. Publik kudu di belakang Presiden Jokowi untuk memaksa biaya itu disimpan lama dan dikonversikan ke dalam rupiah. Logikanya, mereka tidak diminta berbagi cuan, hanya diminta menyimpan saja di letak mereka menambang, masak tidak mau?

Alasan berlindung dibalik kebebasan kepemilikan duit pada UU 24/1999 tentang Lalu Lintas Devisa sudah tidak relevan, dan perlu direvisi lantaran itu adalah warisan trauma krisis 1998. Dunia sudah berubah, kenapa Indonesia belum? Kegagalan memanfaatkan biaya DHE bagi kemakmuran negeri, selain kehilangan momentum membantu pasokan likuiditas perbankan bagi pertumbuhan ekonomi, juga membikin ketahanan persediaan devisa Indonesia di bawah ideal.

Risiko kandas DHE tersimpan dalam negeri mungkin tidak bakal banyak mengubah situasi likuiditas dan prospek pertumbuhan ekonomi. Namun, itu membikin Indonesia kehilangan momentum untuk sembuh lebih sigap dan tumbuh lebih baik sebelum era Covid. Fakta miris misalnya, tidak ada satupun bank dalam negeri nan mau membiayai proyek smelter alias pengolahan hasil-hasil mentah tambang, meskipun rekor surplus jual beli berjilid-jilid ke 32 disumbang oleh bonanza komoditas.

Risiko ketiga jika Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia kandas mengumpulkan Rp.1200 triliun tahun ini. Komponen investasi adalah 20% dari pembentuk PDB dan sasaran itu dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2023.

Tantangannya adalah tahun ini tahun politik, sehingga membikin banyak pengusaha lebih memilih menahan ekspansi bisnis, terlebih peta politik calon presiden 2024 tetap samar. Sementara, investasi asing tentu lebih memilih meletakkan dananya di pasar finansial dulu dari pada langsung ke sektor riil sembari menunggu arah pemulihan ekonomi dunia.

Namun akibat ini semestinya dapat diminimalisir lantaran Menteri Bahlil sudah dibekali senjata pamungkas, izin sapu jagat Cipta Kerja nan diproses secara kilat lewat sistem peraturan pemerintah pengganti undang-undang. Dengan segudang privilege karpet merah untuk penanammodal tidak ada argumen nominal Rp 1.200 triliun itu tidak tercapai. Sebab, tanpa Cipta Kerja saja, investasi tahun lampau bisa tembus Rp 1.207 triliun, di atas sasaran nan ditetapkan sama dengan tahun ini.

So, tetap optimis ekonomi RI bakal lebih baik pada 2023, dan tetap bekerja dan berbelanja seperti biasa, apalagi jika perlu perbesar pengeluaran agar Indonesia sehat semua. Salam Cuan!

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected] | Muhammad Ma'ruf (head of research). Researcher; Putu Agus (FX strategist), Maesaroh (economist), Tri Putra (equity analyst).

Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, bagian penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bermaksud membujuk pembaca untuk membeli, menahan, alias menjual produk alias aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun untung nan timbul dari keputusan tersebut.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Masa Depan RI Jadi Taruhan, Ekonomi China Menuju 'New Normal'


(mum/mum)

Source cnbcindonesia.com
cnbcindonesia.com