Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau sempat ambles lebih dari 1% pada perdagangan sesi II Senin (6/2/2023), setelah dirilisnya info pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022.
IHSG sempat ambles 1,05% pada pukul 14:37 WIB. Namun delapan menit kemudian, IHSG terkoreksi 0,89% ke posisi 6.850,12.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan sesi II hari ini sudah mencapai sekitaran Rp 7,41 triliun dengan melibatkan 15 miliaran saham nan beranjak tangan sebanyak 1 juta kali.
Secara sektoral, sektor energy menjadi pemberat paling besar IHSG pada hari ini, ialah mencapai 1,48%. Berikutnya ada sektor healthcare nan juga memperberat indeks hingga 1,37%.
Adapun dari sahamnya, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi pemberat terbesar indeks pada hari ini, ialah mencapai 7,15 indeks poin. Berikutnya ada saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) nan juga turut memperberat IHSG sebesar 6,32 indeks poin.
Sentimen negatif salah satunya berasal dari keahlian bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street nan tergelincir pada perdagangan Jumat pekan lalu, setelah rilis info tenaga kerja.
Indeks Dow Jones tercatat melemah 0,38%, kemudian S&P 500 ambles 1,04%, dan Nasdaq Composite paling parah ialah ambruk 1,69%.
Secara mengejutkan, perekonomian Negeri Paman Sam bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 517 ribu orang sepanjang Januari, berasas info dari Departemen Tenaga Kerja AS. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi di atas survei Reuters sebanyak 185 ribu orang.
Hal ini membikin pasar kembali pesimis bahwa prospek pengurangan laju kenaikan suku kembang bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal memudar dan The Fed bisa saja kembali bersikap garang dan membikin pasar dapat kembali menghindari aset berisiko seperti saham.
Koreksi IHSG juga terjadi setelah info pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022 dan full year 2022 condong menggembirakan.
Dari dalam negeri, perekonomian RI tumbuh 5,01% (year-on-year/yoy) di kuartal IV-2022, mengalahkan perkiraan pasar nan naik 4,84%.
Ini adalah ekspansi ketujuh berturut-turut tetapi juga menjadi nan terlemah sejak kuartal IV-2022.
Adapun secara full year, pertumbuhan ekonomi alias produk domestik bruto (PDB) RI naik sebesar 5,31% sepanjang 2022, dibandingkan dengan pertumbuhan 3,69% sepanjang 2021, sekaligus menajdi nan tertinggi sejak 2013.
Angka ini juga sedikit di atas konsensus pasar nan memperkirakan PDB RI pada 2022 naik 5,29%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Dibuka Hijau, IHSG Sukses Kembali Tembus Level 7.100
(chd/chd)