Hati-Hati Terpuruk, Rupiah!

Trending 7 months ago

Pekerja pusat penukaran mata duit asing menghitung duit Dollar AS di gerai penukaran mata duit asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melanjutkan keahlian impresif melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu. Mata Uang Garuda tercatat menguat menguat 0,6% ke Rp 14.890/US$, dan sukses membukukan penguatan empat pekan beruntun.

Sepanjang tahun melangkah penguatannnya sekitar 4,5% dan menjadi mata duit dengan keahlian terbaik ke-enam di dunia. Selain itu posisnya juga berada di dekat level terkuat dalam nyaris 5 bulan terakhir.

Dengan keahlian tersebut dan memandang kondisi eksternal, ada akibat rupiah bakal terkoreksi di pekan ini, apalagi tidak menutup kemungkinan terpuruk.

Tekanan besar datang dari eksternal, indeks dolar AS akhirnya bangkit pasca rilis info tenaga kerja Negeri Paman Sam.

Amerika Serikat nan kuat, begitu juga dengan pasar tenaga kerja.

Secara mengejutkan perekonomian Paman Sam bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 517 ribu orang sepanjang Januari, jauh lebih tinggi di atas survei Reuters sebanyak 185 ribu orang.

Kemudian, tingkat pengangguran nan diprediksi naik menjadi 3,6% malah turun menjadi 3,4%. Rata-rata bayaran per jam tetap tumbuh 4,4% year-on-year, lebih tinggi dari prediksi 4,3%.

Pasar tenaga kerja nan kuat, begitu juga dengan rata-rata bayaran berisiko membikin inflasi semakin susah turun ke sasaran The Fed 2%. Artinya ada akibat The Fed kembali bakal garang meningkatkan suku bunga, dan indeks dolar AS pun melesat lebih dari 1% pada perdagangan Jumat pekan lalu. Ini membuatnya mencatat penguatan mingguan setelah menurun dalam 3 pekan beruntun

Sementara itu dari dalam negeri, bakal dirilis info produk domestik bruto (PDB). Konsensus pasar nan dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,03% year-on-year (yoy). Hasil polling Reuters apalagi lebih rendah lagi, ialah 4,84%

Jika terealisasi, maka produk domestik bruto tersebut bakal melambat dari pada kuartal III-2022 sebesar 5,72% ( yoy).

Data pertumbuhan ekonomi tersebut tentunya bakal berakibat pada pergerakan pasar finansial Indonesia. Jika realisasinya di bawah 5% alias apalagi di bawah polling Reuters, maka bakal memberikan akibat negatif, sementara jika jauh di atas konsensus bisa memberikan akibat nan bagus.

Meski demikian, efeknya tidak bakal berkepanjangan, namalain hanya di awal pekan saja. Sebab pelaku pasar sekarang berfokus pada pertumbuhan ekonomi tahun ini. 2022 sudah lewat dan jadi masa lalu.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cadangan Devisa dan Tingkat Keyakinan Konsumen

Cadangan Devisa dan Tingkat Keyakinan Konsumen

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Source cnbcindonesia.com
cnbcindonesia.com