Suara.com - Penyakit cacingan menjadi salah satu penyakit rawan bagi manusia nan dalam jangka panjang dapat menimbulkan beragam akibat negatif bagi penderitanya. Salah satu masalah nan erat kaitannya dengan cacingan adalah penyakit gizi jelek nan dapat menyerang tidak hanya dewasa namun juga anak-anak.
Beberapa tahun silam di Papua pernah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat gizi buruk. Kejadian nan sempat merenggut puluhan nyawa ini tentu menjadi perhatian kita berbareng agar tidak terulang kembali.
Pemerintah secara proaktif menggalakan beragam program untuk terus menekan nomor gizi jelek dan cacingan nan terjadi di Papua.
Berkolaborasi dengan beragam lembaga ialah Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia (DJP-RI), Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI), Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), Perkumpulan Sosial Himpunan Bersatu Teguh (HBT), SCTV&INDOSIAR, Sido Muncul, Gramedia dan ERHA Clinic Indonesia untuk mendukung program ini, diharapkan dapat membawa akibat baik untuk meningkatkan pemerataan kualitas kesehatan masyarakat di Tanah Papua, khususnya di Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
Baca Juga: KSAD Dudung Absen Rapat Bersama DPR soal Papua, Wakil Ketua Komisi I: Tak Perlu Dipolitisir Berlebihan
Sekretaris Jenderal GP Farmasi Indonesia, Andreas Bayu Aji mengatakan GPFI melalui beberapa pelaku Industri Farmasi tanah air seperti PT Kalbe Farma, PT Kimia Farma, PT Dexa Medica, PT Konimex, PT Holi Pharma, dan PT Cendo Pharmaceutical berkomitmen untuk membantu program Kitorang Melihat Terang di Ufuk Timur ini dengan membagikan 4.000 obat cacing, 6.000 vitamin dan 9.000 obat influenza.
Kegiatan nan diadakan pada tanggal 27 Januari 2023 sampai 2 Februari 2023 ini dimulai dengan membagikan obat cacing, obat influenza dan vitamin nan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan masyarakat dan operasi katarak cuma-cuma bagi 400 masyarakat Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
"Dalam upaya membantu pemerataan kualitas kesehatan di Indonesia melalui pemberantasan penyakit cacingan, influenza dan malnutrisi pada anak-anak di Papua. Kami percaya, aktivitas ini dapat membawa akibat baik bagi masyarakat Papua nan sekaligus dapat mewujudkan program Indonesia Sehat 2025," kata Andreas Bayu Aji seperti dikutip, Senin (6/2/2023).
Menjangkau lebih dari 4000 penerima manfaat, program ini mendapatkan apresiasi dari Penjabat Bupati Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Tumiran yang menilai bahwa Program Kitorang Melihat Terang di Ufuk Timur menjadi semangat pembuka di awal tahun untuk dapat bergerak berbareng memperbaiki kondisi kesehatan di Tanah Papua.
"Fokus kami sekarang adalah menyelesaikan masalah kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Kami percaya melalui kerjasama dari beragam pihak, baik pemerintah, swasta, dan asosiasi, bakal mempermudah mengatasi masalah-masalah kesehatan nan kami hadapi," kata dia.
Baca Juga: Kelola Potensi Daerah, Mendagri Minta Pemda di Tanah Papua Perkuat Pembangunan SDM
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak nan terlibat dalam program ini, kami berambisi program ini dapat berkarakter sustainable (berkelanjutan) sehingga terciptanya ekosistem kesehatan nan baik dan tidak ada lagi anak cacingan dan malnutrisi di Kabupaten kami," pungkas Tumiran.