Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah langsung jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Senin (6/2/2022), hingga menyentuh kembali level Rp 15.000/US$.
Depresiasi kemudian bertambah menjadi 1% ke Rp 15.040/US$ pada pukul 9:03 WIB, berasas info Refintiv.
Tanda-tanda rupiah bakal terpuruk sudah terlihat sejak Jumat malam pekan lalu. Indeks dolar AS kala itu melesat setelah rilis info tenaga kerja.
Secara mengejutkan perekonomian Paman Sam bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 517 ribu orang sepanjang Januari, berasas info dari Departemen Tenaga Kerja AS. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi di atas survei Reuters sebanyak 185 ribu orang.
Kemudian, tingkat pengangguran nan diprediksi naik menjadi 3,6% malah turun menjadi 3,4%. Rata-rata bayaran per jam tetap tumbuh 4,4% year-on-year, lebih tinggi dari prediksi 4,3%.
Dalam kondisi normal pasar tenaga kerja nan kuat, tingkat pengangguran nan turun, serta rata-rata bayaran per jam nan naik cukup tinggi adalah berita baik. Tetapi dalam kondisi saat ini itu menjadi buletin buruk.
Pasar tenaga kerja nan kuat, begitu juga dengan rata-rata bayaran berisiko membikin inflasi semakin susah turun ke sasaran bank sentral AS (The Fed) sebesar 2%. Artinya ada akibat The Fed kembali bakal garang meningkatkan suku bunga, dan suku kembang tinggi ditahan lebih lama lagi.
Untuk diketahui, pasar saat ini memandang puncak suku kembang The Fed di kisaran 4,75% - 5%, artinya bakal naik 25 pedoman poin lagi dari level saat ini. Selain itu, The Fed juga diperkirakan bakal memangkas suku bunganya di akhir tahun nanti.
Tetapi, dengan rilis info pasar tenaga kerja nan tetap kuat, angan tersebut mulai terkikis.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Terkapar Lawan Dolar AS, Rupiah Dekati Level Rp 15.600/USD
(pap/pap)