Ada Cucu Emiten Anak Sjamsul Nursalim Di Proyek Rp104 T Ini

Trending 7 months ago

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk menjadi area nan mempunyai kelebihan ekonomi dan geostrategis dalam mendukung peningkatan investasi. Salah satunya, KEK Kura-Kura Bali dan KEK Sanur di Denpasar, Provinsi Bali.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, investasi di KEK Kura-Kura Bali sendiri ditargetkan sebesar Rp 104,4 triliun dan bisa menyerap 99.853 tenaga kerja ketika beraksi secara ultimate pada 2052. KEK Kura-Kura Bali juga diharapkan bisa menghasilkan devisa secara kumulatif sebesar Rp 477 triliun di tahun 2052, dengan sasaran sebesar Rp4,6 triliun dalam lima tahun pertama.

"Berlokasi di Pulau Serangan Kota Denpasar, KEK Kura-Kura Bali dengan luas sekitar 498 Ha bakal mengembangkan aktivitas pariwisata luxury bergengsi internasional nan diantaranya berupa Kawasan Marina Terintegrasi, centre for exellence for education and tech park, serta lifestyle wellness center," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/1).

PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE) menjadi emiten dibalik proyek tersebut. Pasalnya, Pengembang KEK Kura-Kura Bali adalah PT Bali Turtle Island Development nan mempunyai memiliki saham di Goodwill Property Investment Limited.

Adapun entitas terakhirnya merupakan cucu upaya dari PT Manning Development. PT Manning Development adalah perusahaan nan menjadi pemegang saham PT Indonesia Prima Property Tbk. (OMRE).

"Tentu area ekonomi ini diharapkan melengkapi area ekonomi kesehatan nan ada di Sanur. Oleh lantaran itu, Bali salah satu provinsi nan dapat dua KEK, dan dua-duanya menunjang industri pariwisata. Diharapkan dengan adanya dua KEK ini, ekonomi Bali menjadi lebih sustain," turur Airlangga.

Sebagai bentuk penerapan dari UU Cipta Kerja, Pemerintah terus mengupayakan transformasi kebijakan pengembangan KEK dengan menekankan orientasi pada terwujudnya KEK nan bisa membangun nilai tambah atas penguasaan teknologi dan sumber daya manusia.

Guna menjaga pengelolaan pengembangan KEK agar tetap seiring dengan dinamika ekonomi dan teknologi dunia, Pemerintah telah mengembangkan KEK Digital, KEK Maintenance Repair and Overhaul (MRO), KEK Pendidikan, KEK Pariwisata, dan KEK Kesehatan.

Dikutip dari beragam sumber, OMRE semula berjulukan PT Triyasa Tamihan. Perusahaan berdiri pada 23 April 1983 dan sempat beberapa kali berganti nama.

Perubahan pertama terjadi pada 1990. Namanya menjadi PT Ometraco Realty. Barulah pada 1996 berubah nama jadi Indonesia Prima Property. Ini sekaligus mengukuhkan OMRE sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Sekarang, sebesar 78,24% saham OMRE dikuasai oleh First Pacific Capital Group Limited. Sisanya menjadi porsi masyarakat.

First Pacific Capital Group juga merupakan pengendali perusahaan. Belakangan diketahui, perusahaan ini bukan milik Anthoni Salim, melainkan terafiliasi dengan Grup Gajah Tunggal.

Siapa di kembali First Pacific Capital justru terungkap dalam arsip keterbukaan info mengenai tindakan borong saham OMRE 1 November kemarin. Dokumen itu ditandatangani oleh Direktur First Pacific Capital Khoo Chin Inn.

Dalam sebuah arsip nan diperoleh CNBC Indonesia tertanggal 25 Agustus 2022, Khoo Chin Inn juga menjabat sebagai kepala di Nuri Holdings (S) Pte Ltd. Nuri Holdings merupakan pemegang 50% saham Tuan Sing Holdings Limited, perusahaan nan bergerak di bagian investasi properti.

Sementara, CEO Tuan Sing Holdings adalah William Nursalim. Ia merupakan putra dari pasangan Sjamsul Nursalim dan Itjih Nursalim nan tak lain adalah pendiri Grup Gajah Tunggal.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Mengenal OMRE, Emiten nan Dikira Diborong Anthoni Salim


(rob/ayh)

Source cnbcindonesia.com
cnbcindonesia.com